Minggu, 11 September 2016

Review atau Ulasan Film

HACHIKO A DOG’S STORY


Siapakah Hachiko? Dalam bahasa Jepang, Hachi berarti angka delapan yang merupakan angka keberuntunagan dan angaka yang tidak pernah putus, kemudian ditambahkan ‘ko’ yaitu sayang adalah sebutan di Jepang untuk anak-anak. Hachiko merupakan anjing yang melambangkan kesetiaan yang tidak pernah putus terhadap majikannya, sehingga Ia menjadi anjing kesayangan dari setiap orang yang memilikinya. Hachiko ialah seekor anjing jantan Jenis Akita Inu yang lahir pada tanggal 10 November 1923 di Odate, Frefektur Akita, Jepang. Cerita film ini diambil dari kisah nyata di Jepang dan film ini merupakan pembuatan ulang dari film Jepang Hachiko Monogatari produksi tahun 1987 oleh Amerika Serikat produksi tahun 2009 yang berhasil memikat banyak penonton.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini diawali dengan suasana kelas di sebuah sekolah dasar di Amerika Serikat. Saat itu seorang guru menyuruh siswa-siswanya untuk bercerita tentang sosok pahlawan dalam hidupnya. Pada awalnya semua siswa bertepuk tangan ketika seorang siswa perempuan bercerita tentang tokoh idolanya yaitu Colombus. Berikutnya maju seorang anak laki-laki bernama Ronnie yang mengatakan bahwa idolanya adalah Hachiko, yaitu seekor anjing jantan yang dipelihara oleh almarhum kakek Ronnie yaitu Profesor Parker Wilson. Semua siswa tentu saja tertawa mendengar bahwa pahlawan hidup Ronnie adalah seekor anjing, tetapi suasana pun berubah ketika Ronnie menceritakan kisah Hachiko kepada teman-temannya.
Film pun bergerak mundur ke masa Parker dan Hachi masih hidup. Malam itu, seekor anak anjing terdapat di dalam sebuah kandang yang dikirim dari Jepang dan tiba di stasium Amerika Serikat. Saat petugas memindakannya bersama barang yang lain, anak anjing itu pun terlepas setelah kandangnya terjatuh dari gerbong barang. Anjing itu berjalan melintasi stasiun hingga akhirnya Ia berpapasan dengan Parker Wilson, yaitu seorang profesor sekaligus dosen seni dan kemudian memungutnya. Awalnya Parker berniat untuk menitipkan anak anjing itu kepada Carl si penjaga stasiun, akan tetapi Carl menolak karena Ia sibuk dan tidak sempat umtuk memelihara anjing. Parker terpaksa membawa anjing itu pulang kerumah secara diam-diam sampai pemiliknya datang mencari. Ia menyembunyikan anjing tersebut di sebuah tumpukan barang di dalam rumahnya. Ketika Ia sedang bermesraan dengan Cate yaitu istrinya, anjing itu pun datang dan membuat Cate terkejut. Cate pun marah dan tidak setuju jika Parker memelihara anjing itu.
Keesokan harinya, Cate membuatkan selebaran dan menyuruh Parker untuk menempelkan selebaran tersebut di setiap sudut kota agar pemilik anjing itu segera menelepon Parker untuk mengambil si anjing. Parker pun membawa anjing itu ke stasiun untuk menemui Carl kalau-kalau ada pemilik yang datang mencari si anjing, tapi tidak ada seorang pun yang datang mencari. Parker akhirnya membawa anjing itu naik kereta bersamanya menuju ke tempatnya mengajar secara diam-diam.
Parker pergi menemui sahabatnya yang asli keturunan Jepang yaitu Ken dan menawarkan padanya untuk merawat anjing itu, tetapi Ken juga menolak tawarannya. Ken mengatakan kalau takdir telah mempertemukan parker dengan anjing itu. Ken juga member tahu kalu tulisan kanji yang ada pada kalung anjing itu memiliki arti Hachi yaitu angka delapan yang dianggap sebagai angka pembawa keberuntungan oleh masyarakat Jepang. Sejak saat itu Parker memberi nama anjing itu, Hachi.
Parker dan anaknya yaitu Andy Wilson sangat menyukai Hachi, mereka mengajak Hachi bermain setiap hari dan melatih Hachi untuk menangkap bola. Saat itu, Cate mendapat telepon dari seseorang yang mengaku pemilik anjing tersebut. Akan tetapi, Cate berubah pikiran untuk memberikan Hachi kepada orang lain setelah mengetahui kalau suami dan anaknya sangat menyayangi Hachi. Ia pun mengatakan bahwa anjing tersebut sudah ada yang mengambil terlebih dahulu. Akhirnya mereka pun sepakat untuk memelihara Hachi.
Waktu terus berlalu dan Hachi kini sudah tumbuh menjadi anjing dewasa. Saat itu, Parker menuju stasiun untuk pergi bekerja, akan tetapi Hachi mengikutinya dari belakang. Parker pun menunda keberangkatannya dan menemani Hachi untuk pulang ke rumah. Waktu menunjukkan hampir pukul 5 sore, Hachi bergegas pergi ke stasiun Bedbridge untuk menyambut kedatangan tuannya yang pulang dari bekerja. Kebiasaan Hachi tersebut berlangsng setiap hari, mulai dari pagi mengantar Parker ke stasiun untuk bekerja dan sore hari sebelum jam 5 Hachi sudah siap  duduk menunggu dibawah pohon untuk menantikan kedatangan tuannya dari bekerja. Semua orang yang ada di sekitar stasiun sepert Carl, Jasjeet si penjual hotdog, Mary si penjaga took, dan Myra si penjual daging sudah sangat hafal dengan kebiasaan yang Haci lakukan.
Hingga suatu pagi, saat Parker akan berangkat pergi bekerja, Haci sangat rewel dan enggan menemani Parker ke stasiun. Hachi seperti menghalangi Parker untuk berangkat dan ingin agar Parker menemaninya di rumah. Karena takut terlambat, Parker menuju ke stasiun sendiri sambil melihat-lihat kebelakang kalau-kalau Hachi mengikutinya. Hachi pun mencari-cari bola yang digunakan mereka bermain dan segera pergi menemui Parker sambil menggigt bola itu. Sampai di depan stasiun, Hachi mengajak Parker untuk bermain bola. Parker tentu saja sangat senang karena sebelumnya Hachi selelu tidak mau mengambil kembali bola yang dilemparkan Parker. Sebelumnya Ken sempat mengatakan bahwa Hachi mau menangkap bola jika ada alasan tertentu. Mereka pun sempat bermain beberapa kali sebelum Parker akhirnya masuk ke stasiun dan meninggalkan Hachi.
Saat itu ternyata adalah saat terakhir Hachi melihat Parker. Parker pingsan saat mengajar di kelas dan meninggal akibat serangan jantung. Sepeninggalan Parker, Cate menjual rumahnya dan pindah. Akan tetapi, Hachi selalu kabur menuju stasiun sebelum pukul lima sore untuk menunggu kedatangan Parker. Cate pun membiarkan Hachi untuk bebas melakukan keinginannya itu.
Bertahun-tahun sudah Hachi hidup di bawah gerbong kereta dan tetap menunggu Parker di bawah pohon depan stasiun. Kisah kesetiaan Hachi tersebut membuat seorang wartawan tertarik dan memuat kisahnya disebuah surat kabar. Beberapa pembaca termasuk Ken, bersimpati dan member sejumlah uang kepada Carl untuk membiayai perawatan Hachi.
Sembilan tahun sudah berlalu, setelah Cate selesai mengunjungi makam Parker, Ia pun melewati stasiun dan melihat Hachi menunggu di tempat biasa. Saat itu Hachi sangat kotor dan tua. Cate terharu melihatnya kemudian Ia menghampiri Hachi dan memeluknya.
Pada malam natal yang penuh salju, Hachi masih menunggu di depan stasiun . dengan kondisi yang lemah Hachi menutup matanya dan bermimpi bertemu Parker. Mereka bermain dan berlari bersama di dekat sebuah danau. Itulah hari terakhir Hachi menunggu tuannya dan Hachi pun menutup mata untuk selamanya pada maret 1935.
Karena orang-orang menyayangi Hachi, mereka menambahkan akhiran ‘ko’ (sayang) pada nama Hachi dan menjadi Hachiko. Pematung Teru Ando yang tersentuh oleh kisah Hachiko, Ia pun membuatkan patung Hachiko di depan Stasiun tempat Hachiko menunggu tuannya.
Selesai sudah laporan Ronnie tentang Hachi kepada teman-temannya sekelas. Kesetiaan Hachi menunggu Parker, kakek Ronnie, menjadikan Hachi sebagai pahlawan selama-lamanya di mata Ronnie. Sore itu, Ronnie berjalan-jalan bersama seekor anak anjing Akita di tempat kakeknya pernah berjalan-jalan bersama Hachi.
Penggambaran detail dari film ini sangat bagus dan tertata rapi. Richard Gere yang berperan sebagai Parker menampilkan hubungan yang erat dan kuat dengan Hachi. Hubungan kedua aktor ini terlihat begitu alami. Entah Richard Gere yang memerankan bagus atau justru sang anjing yang mampu memerankan karakter Hachi denagn baik, dari gerakan tubuh dan ekpresinya sangat meyakinkan sekali.
Hal yang mendukung skenario film ini adalah dari pengeditan pencahayaan latar film yang tampak seperti zaman daahulu dan kereta yang tampaknya tua juga sangat mendukung bahwa film tersebut terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu. Penggambaran anjing Hachiko dari masih kecil hingga sudah tua terlihat sangat nyata seperti Hachiko yang asli. Selain itu, didukung juga dengan musik yang sesuai dengan jalan cerita sehingga menyebabkan penonton ikut hanyut ke dalam cerita.
Film ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang hubungan manusia denga anjing yang jarang ditemui pada film-film lain. Ketika Hachi menggonggong saat Parker akan berangkat bekerja, Hachi sebenarnya mengingatkan tuannya bahwa iya memiliki penyekit jantung. Dalam ilmu sains, anjing sebenarnya dapat mendeteksi penyakit dalam tubuh manusia dengan penciuman dan perasaannya. Selain itu, Parker juga telah memberikan fakta bahwa anjing Akita memiliki hubungan serta kesetiaan yang unik terhadap tuannya. Pengetahuan seperti inilah yang menempatkan cerita dalam film ini menjadi lebih berbobot.
Meskipun demikian, film ini juga sedikit membosankan dan membingungkan. Pada tengah-tengah cerita, banyak terdapan adegan yang terkesan monoton, seperti saat Parker dan Hachi bolak-balik ke stasiun. Sedangkan pada akhir cerita, saat Hachi terlihat lemas dan memejamkan mata, Ia bermimpi bertemu tuannya yang sudah meninggal dan bermain bersama. Hal tersebut kurang masuk akal, karena tidak sewajarnya manusia mengetahui anjing sedang bermimpi atau tidak. Apalagi dalam cerita tersebetut diceritakan mengenai mimpi Hachi dengan sedemikian rupa. Kemudian saat Hachi sudah meninggal, tidak diceritakan bahwa Hachi dibawa kemana. Apakah Hachi dikubur dengan selayaknya atau dibuang begitu saja.
Kekurangannya juga terdapat saat Hachi menunggu selama Sembilan tahun, hanya ditunjukkan oleh latar tempat dengan dua musim yaitu musim semi dan musim gugur saja. Seharusnya keempat musim saat Hachi menunggu itu ditunjukkan sehingga akan lebih terlihat bahwa waktu yang dilalui Hachi telah sangat lama.
Film ini  memiliki pesan moral yang sangat berkesan, yaitu mengajarkan arti kesetiaan sejati seperti Haciko dan tidak akan lupan dengan mereka yang sudah mengasihi. Jika orang-orang belum bisa bersifat setia seperti Hachiko, maka bisa dianggap bahwa mereka dikalahkan oleh seekor anjing. Hachi juga menunjukkan bahwa menunggu bukanlah hal yang membosankan namun cinderung mengharukan. Berdasarkan kultur Indonesia, film ini termasuk dalam kategori film yang layak ditonton oleh orang-orang  dewasa saja. Hal ini didasarkan pada beberapa adegan yang kurang pantas ditonton oleh anak-anak.

By : Ayu Try Wahyuningsih

1 komentar:

  1. 888 casino no deposit bonus codes 2021 - DrMCD
    888 Casino No Deposit Bonus Codes 2021. 속초 출장마사지 청주 출장마사지 This bonus allows you to 제주 출장마사지 win 춘천 출장샵 cash out on some of your games for 군산 출장샵 free.

    BalasHapus